Sabtu, 08 Januari 2011

Harry Azhar Azis soal Pendidikan Kepri, Tribunewsbatam, 14 November 2010


Harry Azhar Aziz Curhat Soal Pendidikan di Kepri
Tribun Batam - Minggu, 14 November 2010 11:56 WIB
Laporan Patrick Nababan, Wartawan Tribunnewsbatam

TRIBUNNEWSBATAM, TANJUNGPINANG – Anggota DPR-RI Harry Azhar Azis berharap pemerintah daerah di Kepri mampu menciptakan sumber daya manusia berilmu.Caranya dengan memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menimba ilmu setinggi mungkin.

”Saya mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk menyekolahkan siswa-siswinya hingga jenjang S3,” kata Harry saat berdiskusi santai dengan Tribun, di hotel Laguna, Sabtu (13/11/2010) sore.

Berdasarkan pengalamannya, pria lulusan Doktor dari Oklahoma State University, Amerika ini menghabiskan dana sekitar Rp200 juta tiap tahun saat mengambil gelar Doktornya. Jika untuk mengambil satu gelar master hingga doktor, membutuhkan lima tahun, maka total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp1 miliar.

”Jika pemerintah Provinsi menganggarkan Rp1 miliar saja tiap tahun untuk beasiswa pendidikan, maka dalam lima tahun kedepan Kepri akan memiliki lima tenaga Doktor di Kepri ini. Bayangkan jika tujuh kabupaten kota juga ikut menganggarkan, maka dalam lima tahun kedepan Kepri akan menghasilkan 35 tenaga Doktor,” kata Harry lagi.

Dana sebesar Rp1miliar per tahun untuk beasiswa kedoktoran ini dinilai Harry masih cukup kecil jika mengacu kepada hasil yang dituju. Selama ini, dalam menyusun program dan kebijakan, pemerintah kerap menggunakan tenaga konsultan.

Jika pemerintah daerah memiliki tenaga skill sendiri, maka pemerintah tidak perlu membayar konsultan tersebut. Selain itu, jika Pemerintah daerah memiliki tenaga-tenaga ahli, maka pemerintah akan lebih mudah dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berorientasi kepada pembangunan.”Value added (nilai tambah)nya sangat besar. Selain itu, produktifitas birokrasi pemerintahan dapat ditingkatkan,” kata politisi asal partai Golkar tersebut.

Untuk tahap pertama, Harry melihat beasiswa tersebut dapat diberikan kepada para pegawai yang ada di lingkungan pemerintahan. ”Kalau untuk prosentase, 70 persennya bisa diberikan untuk pegawai. Sisanya diberikan kepada masyarakat umum,” jelas Harry.

Lantas, mengapa prosentase besarannya lebih banyak kepada pegawai? Menurut pria kelahiran Tanjungpinang tersebut, tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari pegawai tersebut. ”Saya melihat kualitas dari pegawai yang ada saat ini masih kurang. Jika kualitas pegawainya ditingkatkan, maka saya percaya, kinerja dari pemerintahan dapat juga meningkat,” pungkasnya.

Editor : pwk_tribunbatam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar