Senin, 03/01/2011 14:05 WIB
DPR: Inflasi Memburuk, Pemerintah Tak Boleh Lepas Tanggung Jawab  
Whery Enggo Prayogi - detikFinance  
Jakarta -  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah jangan melepas  tanggung jawab atas situasi makro ekonomi saat ini. Terutama terkait  capaian inflasi tahun 2010, yang sebesar 6,96%, nyaris 7%. Padahal  target inflasi 2010 hanya 6%.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI, Harry Azhar Aziz kepada detikFinance melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Senin (4/1/2011).
"Inflasi  mencapai 6,96%. Pemerintah atau BI (Bank Indonesia) dengan DPR telah  sepakat menahan inflasi tahun 2010 (5,3%). Tercantum dalam target UU  APBNP 2010, yang ternyata tidak mampu dicapai," paparnya.
Harry  menegaskan, dari sisi pertumbuhan ekonomi 2010 memang melebihi target  yakni 5,9% lebih baik 0,1%. Namun di sisi lain inflasi justru meningkat  1,66% dari target APBNP 2010.
"Inflasi memburuk 1,66% dari target. Pemerintah tidak boleh lepas tanggung jawab atas situasi makro ekonomi ini," paparnya.
Tanggung  jawab ini penting, karena dampak negatif akan lonjakan inflasi akan  dirasakan langsung oleh rakyat kecil yang memiliki pendapatn tetap.  Terlebih inflasi bahan makanan masih di atas 12%.
"Komisi XI,  tahun 2011 akan terus mendesak agar pemerintah atau BI lebih intensif  mengelola sumber-sumber inflasi. Tidak dapat semuanya dibiarkan bebas  tanpa perlindungan kepada rakyat kecil," paparnya.
DPR berjanji  akan mempermasalahkan ini dalam evaluasi 3 bulanan komisi XI dengan  Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI. DPR akan mendesak pemerintah  untuk menunjuk, lembaga negara mana yang paling bertanggung jawab atas  ke capaian inflasi 2010.
"Masalah inflasi akan ditelusuri  otoritas-otoritas negara yang layak diminta pertanggungjawaban, terkait  inflasi yang tidak terkendali. Mengingat tingkat inflasi bahan makanan  jadi lebih tinggi dari inflasi umum. Kebijakan pemerintah terkait  masalah ini harus makin diperjelas," tegas Harry.
Seperti  diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2010  mencapai 0,92%, sehingga total inflasi Januari-Desember 2010 nyaris  mencapai 7% atau 6,96%, sementara inflasi year on year 6,96%.
"Ini  di luar dugaan kita semua. Kalau kita posisikan semuanya, tahun ini  6,96%, tapi ada inflasi inti yang harus kita bahas yang besarnya 4,28%,"  ujar Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya tadi  siang.
Bahan makanan di Desember naik harganya 2,8%, makanan  0,36%, perumahan 0,21% kenaikan harganya. "Khusus 2010 yang jadi  evaluasi umum sumbangan terbesar dari bahan makanan 3,5%, makanan jadi  1,23%, perumahan 1,01%, yang lainnya di bawah 1%," jelas Rusman.
Kontribusi  komoditas sepanjang 2010, paling tinggi dipegang beras 1,29%, diikuti  tarif listrik 0,36%, cabai merah 0,32%, emas perhiasan 0,27%, dan bawang  merah 0,25%.
(wep/qom)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar