Senin, 10 Januari 2011

Psl 7 ayat 1 UU 3/2003 ttg BI: tugas stabilisasi nilai rupiah di BI

Senin, 03/01/2011 14:05 WIB
DPR: Inflasi Memburuk, Pemerintah Tak Boleh Lepas Tanggung Jawab 
Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah jangan melepas tanggung jawab atas situasi makro ekonomi saat ini. Terutama terkait capaian inflasi tahun 2010, yang sebesar 6,96%, nyaris 7%. Padahal target inflasi 2010 hanya 6%.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI, Harry Azhar Aziz kepada detikFinance melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Senin (4/1/2011).

"Inflasi mencapai 6,96%. Pemerintah atau BI (Bank Indonesia) dengan DPR telah sepakat menahan inflasi tahun 2010 (5,3%). Tercantum dalam target UU APBNP 2010, yang ternyata tidak mampu dicapai," paparnya.

Harry menegaskan, dari sisi pertumbuhan ekonomi 2010 memang melebihi target yakni 5,9% lebih baik 0,1%. Namun di sisi lain inflasi justru meningkat 1,66% dari target APBNP 2010.

"Inflasi memburuk 1,66% dari target. Pemerintah tidak boleh lepas tanggung jawab atas situasi makro ekonomi ini," paparnya.

Tanggung jawab ini penting, karena dampak negatif akan lonjakan inflasi akan dirasakan langsung oleh rakyat kecil yang memiliki pendapatn tetap. Terlebih inflasi bahan makanan masih di atas 12%.

"Komisi XI, tahun 2011 akan terus mendesak agar pemerintah atau BI lebih intensif mengelola sumber-sumber inflasi. Tidak dapat semuanya dibiarkan bebas tanpa perlindungan kepada rakyat kecil," paparnya.

DPR berjanji akan mempermasalahkan ini dalam evaluasi 3 bulanan komisi XI dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI. DPR akan mendesak pemerintah untuk menunjuk, lembaga negara mana yang paling bertanggung jawab atas ke capaian inflasi 2010.

"Masalah inflasi akan ditelusuri otoritas-otoritas negara yang layak diminta pertanggungjawaban, terkait inflasi yang tidak terkendali. Mengingat tingkat inflasi bahan makanan jadi lebih tinggi dari inflasi umum. Kebijakan pemerintah terkait masalah ini harus makin diperjelas," tegas Harry.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2010 mencapai 0,92%, sehingga total inflasi Januari-Desember 2010 nyaris mencapai 7% atau 6,96%, sementara inflasi year on year 6,96%.

"Ini di luar dugaan kita semua. Kalau kita posisikan semuanya, tahun ini 6,96%, tapi ada inflasi inti yang harus kita bahas yang besarnya 4,28%," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya tadi siang.

Bahan makanan di Desember naik harganya 2,8%, makanan 0,36%, perumahan 0,21% kenaikan harganya. "Khusus 2010 yang jadi evaluasi umum sumbangan terbesar dari bahan makanan 3,5%, makanan jadi 1,23%, perumahan 1,01%, yang lainnya di bawah 1%," jelas Rusman.

Kontribusi komoditas sepanjang 2010, paling tinggi dipegang beras 1,29%, diikuti tarif listrik 0,36%, cabai merah 0,32%, emas perhiasan 0,27%, dan bawang merah 0,25%.
(wep/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar